Tepat
tengah malam kami semua bangun dan bergegas untuk menyiapkan perlengkapan yang
akan di bawa. Kakak Iin tidak ikut mendaki, Alhamdulillah barang-barang
bisa ditinggal di tenda. Dua ransel kami bawa dengan isi senter, minuman, roti,
permen/vitamin, obat, jas hujan, jaket, syal, sarung tangan, kaos kaki dan
topi. Perjalanan dimulai pukul 00.30 WIB secara berkelompok melewati perkebunan
warga lalu hutan. Saya di barisan belakang kelompok. Lili, Siti dan Sri di
depan. Kami sekelompok dengan rombongan Pak Irwan.
Malam
itu hujan turun, namun tidak terlalu deras. Beberapa kelompok melewati kelompok
lainnya dan terpisah dari rombongan. Panitia cukup cermat mengawasi perjalanan.
Saya cukup kelelahan mengejar langkah teman yang lain, untung saja saya bersama
Pak Irwan yang juga lelah. (maklum.. faktor umur) Jalanan yang licin dan
berlumpur mewajibkan untuk saling membantu dan menunggu yang lainnya.
Minuman
yang disiapkan yaitu klorofil dan spirulina berhasil membuat saya
segar bugar dan bersemangat kembali. Rintik hujan tidak
berhenti, perjalanan tetap dilanjutkan. Di tengah perjalanan, saya dan
rombongan Pak Irwan yang ce-cowok berhenti untuk istirahat. Tidak lama
kemudian terdengar suara ngorok, yang ternyata bersumber dari Pak Irwan.
(oalah.. pak’e bisa tiba-tiba tidur) Tidak terasa kami sudah di shelter 2, ada
pos panitia disana. Kami tidak tahu tepatnya jam berapa saat itu. Sri Nur
Lestari, teman kami.. tidak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan. Muncul
“KUMATnya”, kami pun membujuk dan memberi semangat, tapi sri hanya sampai
disitu saja. (lain kali dia akan mempersiapkan diri utk sampai ke puncak)
Beberapa
pendaki sudah cukup jauh dari jarak pandang, ada juga pendaki lainnya yang
tidur di pinggir jalan mengistirahatkan anggota tubuh yang sudah lelah.
Bener-bener dah ah.. medan yang dilalui cukup sulit dijangkau ditambah beban
tas, penerangan yang minim juga kondisi
yang basah. (untung nii kaki panjang..) Entah pukul berapa, mungkin jam enam
pagi.. yang jelas saya sudah di batu cadas. Terpisah dari rombongan lainnya,
namun beruntung karena masih banyak pendaki lainnya. Lebih beruntung lagi,
karena tidur sebentar di batu cadas dengan pemandangan di bawah yang super
indah sambil berucap Kebesaran Sang Ilahi dan terfikir kembali bahwa ini baru
kecil dari keindahan di dunia. Bagaimana jika di Syurga Allah Swt. pasti
triliyunan kali lebih indah dari ini. Subhanallah..

