Kamis, 22 Juli 2021

Administrasi Dewan Ambalan

Apa saja yang termasuk administrasi ? Pencatatan merupakan salah satu kegiatan administrasi yang sederhana. Dalam suatu organisasi, administrasi adalah dasar atau awal dari mulainya pergerakan yang akan dilakukan. Ibarat anggota tubuh, administrasi merupakan otaknya. Sehingga dengan adanya administrasi yang baik, diharapkan tujuan dapat tercapai dan organisasi berkembang lebih baik. Bagaimana Administrasi dalam suatu Dewan Ambalan Pramuka ? Berikut adalah penjelasannya :







Minggu, 06 September 2020

Materi Geografi Kelas 2 SMA : Dinamika Kependudukan

Assalamu'alaikum...

Apa kabar semuanya ? Semoga kita selalu diberkahi kesehatan dan tetap bersemangat untuk belajar dan berkarya meski kondisi pandemi saat ini. Nah.. jadi saya ingin sedikit berbagi dan semoga dapat bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran Geografi. Materi ini seharusnya muncul pada semester genap, namun saya tidak menyangka bahwa video pembelajaran dari sekolah sudah up di channel youtube sekolah lebih cepat. Isi materi dapat di unduh dan dilihat dari powerpoint saya : https://drive.google.com/file/d/1mezJUH7xxW8s7CPU17OFKxwQrH9of6jc/view?usp=sharing

Videonya juga dapat dilihat pada link berikut : https://youtu.be/w13osjj7tFw


Maaf jika banyak kekurangan. Semoga bermanfaat. Terimakasih. 😄

Jumat, 31 Januari 2014

Pendakian Sinabung dan Peringatan Sumpah Pemuda part.2



Tepat tengah malam kami semua bangun dan bergegas untuk menyiapkan perlengkapan yang akan di bawa. Kakak Iin tidak ikut mendaki, Alhamdulillah barang-barang bisa ditinggal di tenda. Dua ransel kami bawa dengan isi senter, minuman, roti, permen/vitamin, obat, jas hujan, jaket, syal, sarung tangan, kaos kaki dan topi. Perjalanan dimulai pukul 00.30 WIB secara berkelompok melewati perkebunan warga lalu hutan. Saya di barisan belakang kelompok. Lili, Siti dan Sri di depan. Kami sekelompok dengan rombongan Pak Irwan.

Malam itu hujan turun, namun tidak terlalu deras. Beberapa kelompok melewati kelompok lainnya dan terpisah dari rombongan. Panitia cukup cermat mengawasi perjalanan. Saya cukup kelelahan mengejar langkah teman yang lain, untung saja saya bersama Pak Irwan yang juga lelah. (maklum.. faktor umur) Jalanan yang licin dan berlumpur mewajibkan untuk saling membantu dan menunggu yang lainnya.
jalan ke puncak cukup sulit dan licin karena hujan
Minuman yang disiapkan yaitu klorofil dan spirulina berhasil membuat saya segar bugar dan bersemangat kembali. Rintik hujan tidak berhenti, perjalanan tetap dilanjutkan. Di tengah perjalanan, saya dan rombongan Pak Irwan yang ce-cowok berhenti untuk istirahat. Tidak lama kemudian terdengar suara ngorok, yang ternyata bersumber dari Pak Irwan. (oalah.. pak’e bisa tiba-tiba tidur) Tidak terasa kami sudah di shelter 2, ada pos panitia disana. Kami tidak tahu tepatnya jam berapa saat itu. Sri Nur Lestari, teman kami.. tidak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan. Muncul “KUMATnya”, kami pun membujuk dan memberi semangat, tapi sri hanya sampai disitu saja. (lain kali dia akan mempersiapkan diri utk sampai ke puncak)

Beberapa pendaki sudah cukup jauh dari jarak pandang, ada juga pendaki lainnya yang tidur di pinggir jalan mengistirahatkan anggota tubuh yang sudah lelah. Bener-bener dah ah.. medan yang dilalui cukup sulit dijangkau ditambah beban tas, penerangan yang minim  juga kondisi yang basah. (untung nii kaki panjang..) Entah pukul berapa, mungkin jam enam pagi.. yang jelas saya sudah di batu cadas. Terpisah dari rombongan lainnya, namun beruntung karena masih banyak pendaki lainnya. Lebih beruntung lagi, karena tidur sebentar di batu cadas dengan pemandangan di bawah yang super indah sambil berucap Kebesaran Sang Ilahi dan terfikir kembali bahwa ini baru kecil dari keindahan di dunia. Bagaimana jika di Syurga Allah Swt. pasti triliyunan kali lebih indah dari ini. Subhanallah..


(istirahat di batu cadas) Ayo !! sedikit lagi sampai. Pucuk..pucuk..pucuk ^^

Minggu, 19 Mei 2013

Pendakian Sinabung dan Peringatan Sumpah Pemuda


Tidak pernah tersirat, saya dan teman-teman akan mendaki Gunung Sinabung dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda. Ini kali pertama kami mendaki Gunung Sinabung dan tanpa senior (kakak-kakak Pramuka). Selama ini, kami ikut ajakan mereka yang hendak ingin mendaki.
Saya dan teman-teman cukup akrab dengan guru olahraga saat di MAN. Pak Irwan, nama panggilan beliau. Tidak hanya sebagai guru, ia juga seorang wirausaha menjual segala perlengkapan penjelajahan alam bebas. Tokonya tidak jauh dari sekolah kami dan juga kampus UNIMED, yaitu di Jl. Willem Iskandar tepatnya depan komplek MMTC. :D (Promosi pulak jadinya)
Ringkasnya, Pak Irwan mengajak kami untuk ikut kegiatan Pendakian Massal Gunung Sinabung yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas pecinta alam di Kota Medan. Awalnya kami ragu untuk menerima ajakan itu, tapi kami sangat ingin kesana. Setelah mendaki Gunung Sibayak tahun 2010 bersama keluarga Pramuka MAN 2 Model Medan, kami sudah berencana akan mendaki G.Sinabung. Namun, tidak terealisasikan karena kondisi G.Sinabung yang meletus pada Agustus 2010 dan juga tidak ada waktu yang tepat karena kami akan mengikuti UN dan SNMPTN selain itu aktifitas Pramuka juga cukup banyak.

Dengan biaya administrasi/pendaftaran ikut kegiatan Rp.50.000/orang, kami ber-empat (Putri, Lili, Siti dan Sri) akhirnya menambah daftar catatan perjalanan hidup kami. (tua banget nih cakap.. hehehehe). Karena ini pertama kali kami mendaki G.Sinabung, yang kami ketahui dari bisik-bisik tetangga bahwa medan yang akan dihadapi tidak mudah, maka saya pun searching di internet tentang pendakian. Bukan tidak tahu apa yang harus disiapkan tetapi ingin mawas diri saja. Karena, saat kami ke G.Sibayak, perlengkapan yang kami bawa tidak terlalu banyak.
Pada 27 Oktober 2012, dengan segala perlengkapan yang sudah cukup komplit (thanks to Lili.. yang share dan mengingatkan kami apa saja yang harus di bawa) kami janjian pukul 11.00 WIB berkumpul langsung di Stasiun Bus Sutra dekat Spg.Pos daerah Padang Bulan. Lili sudah disana menunggu bersama kakak sepupunya dan pacar. Lagi-lagi Waktu Indonesia Bergeser (WIB).. Saya, Sri dan Siti telat dan tiba sekitar pukul 12.00 di Stasiun. Kami pun menunggu sekitar setengah jam datangnya bus yang kosong. Perjalanan pun dimulai.
Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, kami akhirnya turun di Pajak Berastagi (Bukan Pasar Buah ya..) dan membayar ongkos Rp.10.000,- per orang. Lalu istirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkot RIO (nama angkotnya) cukup dengan ongkos Rp.6.000,- ke Danau Lau Kawar, tempat kemahnya para pendaki G.Sinabung. Ketika di angkot, ada penumpang lain yang juga hendak kesana. Perjalanan menuju kesana cukup buat mual perut, selain jalan yang berliku, kecepatan supir angkot membawa mobil hampir setara pembalap F1. Untung nii perut bisa di ajak kompromi, menguyah permen yang kusukai adalah pencegahnya. Tapi teman kami Sri, tidak tahan dengan kondisi saat itu.

Tak terasa akhirnya kami sampai juga di Lau Kawar. Sebelum masuk, kami dikutip per orang Rp. 4.000,-. Kami pun takjub dengan suasana siang menjelang sore yang cukup sejuk, tak terlupakan langsung mencari lapak(tempat) untuk membangun tenda. Penyelenggara kegiatan telah berada disana, saya dan lili pun kesana menanyakan beberapa hal. Sebagai peserta kegiatan ini yang sudah membayar administrasi seharusnya sudah free dari segala pembayaran, kami pun kembali ke pintu masuk dan menjelaskan juga menagih uang kembali. (biasa.. wanita, 4rb rupiah pun sangat berharga) kemudian kami kembali, tiba-tiba ada yang memanggil kami. Kami bingung, karena kami tidak terlalu mengenal sosok tersebut. jangan-jangan..

Selasa, 19 Februari 2013

Morse

Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835. (id.wikipedia.org)

Morse merupakan salah satu cara penyampaian atau pengiriman berita atau informasi maupun isyarat tertentu dengan menggunakan peluit, bendera, cahaya/api, asap, cermin dgn bantuan sinar dan telegrap. Dalam kepramukaan, morse disampaikan dengan cara meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.



  

untuk menyampaikan isyarat morse dengan alat bendera dilakukan seperti di bawah ini :