Minggu, 19 Mei 2013

Pendakian Sinabung dan Peringatan Sumpah Pemuda


Tidak pernah tersirat, saya dan teman-teman akan mendaki Gunung Sinabung dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda. Ini kali pertama kami mendaki Gunung Sinabung dan tanpa senior (kakak-kakak Pramuka). Selama ini, kami ikut ajakan mereka yang hendak ingin mendaki.
Saya dan teman-teman cukup akrab dengan guru olahraga saat di MAN. Pak Irwan, nama panggilan beliau. Tidak hanya sebagai guru, ia juga seorang wirausaha menjual segala perlengkapan penjelajahan alam bebas. Tokonya tidak jauh dari sekolah kami dan juga kampus UNIMED, yaitu di Jl. Willem Iskandar tepatnya depan komplek MMTC. :D (Promosi pulak jadinya)
Ringkasnya, Pak Irwan mengajak kami untuk ikut kegiatan Pendakian Massal Gunung Sinabung yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas pecinta alam di Kota Medan. Awalnya kami ragu untuk menerima ajakan itu, tapi kami sangat ingin kesana. Setelah mendaki Gunung Sibayak tahun 2010 bersama keluarga Pramuka MAN 2 Model Medan, kami sudah berencana akan mendaki G.Sinabung. Namun, tidak terealisasikan karena kondisi G.Sinabung yang meletus pada Agustus 2010 dan juga tidak ada waktu yang tepat karena kami akan mengikuti UN dan SNMPTN selain itu aktifitas Pramuka juga cukup banyak.

Dengan biaya administrasi/pendaftaran ikut kegiatan Rp.50.000/orang, kami ber-empat (Putri, Lili, Siti dan Sri) akhirnya menambah daftar catatan perjalanan hidup kami. (tua banget nih cakap.. hehehehe). Karena ini pertama kali kami mendaki G.Sinabung, yang kami ketahui dari bisik-bisik tetangga bahwa medan yang akan dihadapi tidak mudah, maka saya pun searching di internet tentang pendakian. Bukan tidak tahu apa yang harus disiapkan tetapi ingin mawas diri saja. Karena, saat kami ke G.Sibayak, perlengkapan yang kami bawa tidak terlalu banyak.
Pada 27 Oktober 2012, dengan segala perlengkapan yang sudah cukup komplit (thanks to Lili.. yang share dan mengingatkan kami apa saja yang harus di bawa) kami janjian pukul 11.00 WIB berkumpul langsung di Stasiun Bus Sutra dekat Spg.Pos daerah Padang Bulan. Lili sudah disana menunggu bersama kakak sepupunya dan pacar. Lagi-lagi Waktu Indonesia Bergeser (WIB).. Saya, Sri dan Siti telat dan tiba sekitar pukul 12.00 di Stasiun. Kami pun menunggu sekitar setengah jam datangnya bus yang kosong. Perjalanan pun dimulai.
Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, kami akhirnya turun di Pajak Berastagi (Bukan Pasar Buah ya..) dan membayar ongkos Rp.10.000,- per orang. Lalu istirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkot RIO (nama angkotnya) cukup dengan ongkos Rp.6.000,- ke Danau Lau Kawar, tempat kemahnya para pendaki G.Sinabung. Ketika di angkot, ada penumpang lain yang juga hendak kesana. Perjalanan menuju kesana cukup buat mual perut, selain jalan yang berliku, kecepatan supir angkot membawa mobil hampir setara pembalap F1. Untung nii perut bisa di ajak kompromi, menguyah permen yang kusukai adalah pencegahnya. Tapi teman kami Sri, tidak tahan dengan kondisi saat itu.

Tak terasa akhirnya kami sampai juga di Lau Kawar. Sebelum masuk, kami dikutip per orang Rp. 4.000,-. Kami pun takjub dengan suasana siang menjelang sore yang cukup sejuk, tak terlupakan langsung mencari lapak(tempat) untuk membangun tenda. Penyelenggara kegiatan telah berada disana, saya dan lili pun kesana menanyakan beberapa hal. Sebagai peserta kegiatan ini yang sudah membayar administrasi seharusnya sudah free dari segala pembayaran, kami pun kembali ke pintu masuk dan menjelaskan juga menagih uang kembali. (biasa.. wanita, 4rb rupiah pun sangat berharga) kemudian kami kembali, tiba-tiba ada yang memanggil kami. Kami bingung, karena kami tidak terlalu mengenal sosok tersebut. jangan-jangan..


Salah satu dari mereka cukup familiar di Pramuka Medan Tembung/DS. Oh.. ternyata, mereka mengenali kami ketika perlombaan Pramuka di SMPN 29, dan beberapa diantaranya mengenal/temannya Sri. Cakap-cakap sekedarnya lalu kami kembali ke tenda, sebelum itu jepret-jepret dulu.
ki-ka : Siti dan aku

sri - lili

Sore menjelang, kami menikmati pemandangan di tepi danau. Suara-suara terdengar dari TOA panitia kegiatan memanggil peserta pendakian untuk mengambil kaos. Malam menjelang, kami pun mempersiapkan makan malam yang sudah dibawa dari rumah, tinggal memanaskan saja. Tapi kami tidak memiliki wadahnya, bersyukur ada kenalan tadi di angkot bisa dipinjam. :D Makan malam secukupnya saja yang penting kenyang, karena kami menjaga perut ini agar tidak mengulah dalam pendakian tengah malam nanti.
Sekitar pukul 8 malam, Panitia mengumpulkan para peserta untuk briefing pertama. Saat itu kami bertemu Pak Irwan bersama rombongan yang tidak asing bagi kami yaitu adik kelas di MAN. Mereka baru tiba dan sedang makan malam. Pukul 10 malam, kami kembali ke tenda untuk tidur sejenak dan akan bangun tengah malam untuk memulai pendakian. Sebelum tidur, kami melihat ke arah G.Sinabung dan terlihat cahaya-cahaya kecil digelapnya hutan. jangan-jangan.. jangan-jangan lagi..

Cuy, itu flaslight para pendaki yg mengejar sunrise kalee.

continue..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar